Menikmati Anggur di Belu, NTT dengan pemandangan Timor Leste

     


    Pernah kepikiran ngga, nyobain buah anggur tapi yang asalnya dari ujung Indonesia. Awalnya gw juga ga kepikiran ada, ternyata saat bertugas ke Belu, NTT ada loh kebun anggur ini, letaknya bahkan di ujung Tanah Air dan berbatasan langsung dengan RDTL atau Republik Demokratik Timor Leste.

Kebun Anggur di Ujung Indonesia 

    Jadi ceritanya berawal dari Belu, sebuah Kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Walau di perbatasan, jangan pernah beranggapan bahwa kawasna ini ketinggalan dibanding saudara lain di tanah air ya. Di sini gw menemukan PLBN Motaain, Pos Lintas Batas Negara yang berdiri megah, sebagai pintu masuk WN asal Timor Leste ataupun sebaliknya. Bangga banget deh ada bangunan seperti ini di ujung Indonesia. Selanjutnya juga ada jalan yang kualitasnya tidak kalah dengan jalan jalan di Jawa ya, namanya jalan ini yaitu Sabuk Merah, sesuai namanya jalan ini membentang di perbatasan NTT dengan panjang mencapai 179,99 kilometer. Wow keren ya travellers...

    Nah di kawasan ini, saya berkenalan dengan seorang Babinsa di desa Siwalan, jadi desa ini berbatasan langsung dari Timor Leste, dan kebanyakan penduduknya memang warga Timor Timor yang memilih bergabung dengan Indonesia. Beliau bernama Serka Duarte dos Santos yang bertugas sebagai Babinsa Silawan Koramil 1605-07 sejak tahun 2008 silam.

Panen Anggur 



    Kebun anggur milik Serka Duarte sangat terawat, kebun ini dikelilingi pagar keliling 80 meter x 50 meter, jadi cukup luas ya travellers. dan sejak tahun 2008 telah dipanen 2 kali dalam setahun. Anggur yang dibudidayakan adalah anggur hitam dan anggur hijau. Kebayang sih sulitnya menanam anggur dengan cuaca kering seperti di Belu, musim hujan cuma berlangsung selama 3 bulan, selain itu musim kemarau panjang. Musim yang membuat warga kesusahan mencari sumber air, mereka harus berjalan berkilo kilometer untuk menemukan sumber air. Kalau di sini jangan dibayangkan bisa mandi sehari sekali ya travellers. Karena air bersih diutamakan untuk memasak, kalau ada yang tersisa baru buat mandi deh.

Nah untuk kebutuhan air, Serka Duarte membuat bak penampungan air khusus, untuk membuat tanaman anggurnya tetap hidup bahkan hingga dipanen.

Nah...saatnya gw panen petik anggur yaa. Hawa panas desa Siwalan tidak mengurangi minat gw buat panen anggur. Jadi ada semacam gunting yang digunakan untuk memanen anggur. dan hei......rasa anggurnya manis yaaa. dan ukurannya memang lebih kecil dibandingkan anggur yang biasanya ada di pulau Jawa.

Kebun anggur ini juga sudah jadi wisata loh, bagi travellers yang kebetulan berkunjung ke Kabupaten Belu. Sensasinya beda ya, sama beli anggur di pasar atau di supermarket, karena di sini anggur dipetik langsung dari buahnya. Jadi masih terasa segar. Selain itu dari kebun anggur ini kita juga bisa melihat pemandangan PLBN Motaain dan negara tetangga hehehe.

Berkat kreatifitasnya, Serka Duarte mendapat banyak penghargaan loh travellers. Berkat tangan dinginnya, banyak warga desa Siwalan yang mengikuti jejaknya menanam anggur untuk wisatawan yang datang. Aapalgi kalau pas panen, wah bisa ratusan orang ada di kebun ini, untuk memetik sekaligus menikati anggur asli Belu langsung dari pohonnya.

Nah....travellers yang kebetulan sedang ada di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, bisa tuh berkunjung ke kebun Anggur milik Serka Duarte. Kapan lagi bisa menikmati anggur dengan pemandangan luar negeri...ahhahaha.




Posting Komentar untuk "Menikmati Anggur di Belu, NTT dengan pemandangan Timor Leste"