Legenda Dewi Sri, Dewi Kemakmuran Padi



    Travelling tidak harus ke kawasan wisata yaa, kadang kadang melihat hamparan sawah yang menghijau juga bisa menyegarkan pikiran dan penat. Sawah yang terhampar bak permadani, berhiaskan bulir bulir padi menjadi bukti nyata kesuburan tanah bumi pertiwi. Semua ini adalah anugerah yang tidak ternilai.

    Melalui cucuran keringat para petani, petak demi petak sawah disemai. Inilah kehidupan di negeri agraris. Tanaman padi memang  telah menjadi sahabat sejati penduduk Indonesia, terutama di Pulau Jawa dari masa ke masa. Padi adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.

    Dari padi inilah, terdapat legenda yang diceritakan turun temurun mengenai asal mula keberadaan padi. Tumbuhan ini diyakini berasal dari sosok Dewi Cantik yakni Dewi Sri.

Legenda Dewi Sri

    Dan inilah asal mula legenda Dewi Sri. Dahulu kala, tepatnya di sebuah taman  indah nan damai  bernama  "Taman Sorga Loka", berdiam Sunan Ibu  yang sedang bercakap  dengan Dewi Sri Pohaci Long Kancana. Dewi Sri melaporkan bahwa di suatu tempat di muka bumi, yaitu Buana Panca Tengah, kebutuhan masyarakat akan pangan tidak terpenuhi. Sunan Ibu segera memerintahkan dewi sri berangkat ke wilayah itu.

    Dewi Sri tidak keberatan untuk menjalankan perintah, asalkan kepergiannya ditemani oleh Eyang Prabu Guruminda. Permohonan Dewi Sri pun dikabulkan. Sebelum meninggalkan Sorga Loka, terlebih dahulu Eyang Prabu Guruminda meminta petunjuk Hiang Dewanata. Setelah mendapatkan petunjuk, dalam sekejap melalui ilmu sakti yang dimiliki, Eyang Guruminda berhasil mengubah Dewi Sri menjadi sebutir telur. Telur itu kemudian diletakkan di sebuah wadah yang bernama Cupu Gilang Kencana.

    Dalam perjalanan mengiringi Dewi Sri menuju negara Buana Panca Tengah/ tanpa disadari oleh Eyang Guruminda, cupu gilang kencana yang berisikan sebutir telur yang tak lain adalah jelmaan Dewi Sri pun jatuh.

    Takdir berkata lain, Sang Kuasa rupanya menghendaki telur  jatuh di suatu wilayah yang dihuni oleh Dewa Anta. Ia yang menyadari keberadaan telur ditempat bersemayamnya, seketika menjaga dan memelihara telur. Selang beberapa waktu telur menetas dan muncullah seorang putri cantik yang tak lain adalah Dewi Sri.

    Beranjak dewasa, pesona Dewi Sri pun semakin merekah hingga kabar inipun tersiar ke penjuru negeri. Para Raja Kerajaan silih ganti berdatangan untuk meminang sang putri yang cantik jelita. Disisi lain, Dewi Sri menyadari  jika ia menerima pinangan berarti ia mengingkari tugas yang dibebankan kepadanya.

    Dewi Sripun menjelaskan kelahirannya semata-mata untuk memakmurkan negara Gelar Buana Panca Tengah.

    Bak tertiup  angin lalu, pinangan demi pinangan terus saja berdatangan. Inilah  yang kemudian menyeret Dewi Sri pada penderitaan batin hingga jatuh sakit. Semakin lama sakit yang diderita Dewi Sri pun semakin parah.

Hingga tibalah saat dimana Sang Putri menyampaikan amanat terakhir.

"jika aku meninggal, kelak di pusaraku akan ditanami tanaman baru yang akan memakmurkan negeri ini" Dewi sri terkulai dan meninggal.

    Apa yang telah diucapkan Dewi Sri menjadi kenyataan. Pada suatu hari sepasang suami istri menemukan pusara yang ditumbuhi tanaman aneh. Maka muncullah niat dihati mereka untuk memeliharanya. Hari demi hari, minggu ke minggu, tak terasa waktu terus berjalan hingga menjelang bulan ke lima. Padipun mulai penuh berisi, buah pada tangkai pun merunduk karena berat.

    Pada bulan ke enam ia pun menguning, timbullah niat dibenak pasangan suami istri untuk mencicipi isi dari tumbuhan. Dan ternyata rasa manislah yang didapat.

    Sepasang suami istri ini kemudian menyebar butir-butir buah disekitar pusara Dewi Sri setelah sebelumnya melakukan ritual. Akhirnya  tumbuhan terus-menerus tumbuh dan merekapun memperoleh hasil melimpah.

    Nama pare atau yang dikenal dengan padi berasal dari kata paparelean. Dalam bahasa Sunda berarti kesulitan untuk memilih. Kata ini  menggambarkan kondisi pasang suami istri yang saat itu kebingungan untuk memilih nama yang tepat untuk tumbuhan padi.

Kota Cianjur, Jawa Barat daerah Penghasil Beras


    Travellers…….Kisah asal muasal padi tak terlepas dari perkembangan sejarah padi dari masa ke masa. Dimana pada abad ke Sepuluh, Pulau Jawa menjadi eksportir beras dalam jumlah besar ke berbagai Negara. Padi yang kemudian membawa kondisi pertanian di Indonesia berjaya pada abad ke lima belas, sebelum akhirnya dijajah Portugis dan Belanda.

    Potensi alam pertanian ini tampak begitu nyata di wilayah yang terkenal sebagai penghasil padi terbaik, Kota Cianjur. Menyusuri puluhan kilometer sisi selatan Kota Cianjur, ada sebuah desa yang dilimpahi kekayaan komoditas padi. Menyusuri setiap titik pada sisi-sisi kawasan di desa ini, Mata saya begitu dimanjakan dengan hamparan tanah yang dipenuhi rerumpunan padi.

    Gambaran lain dari Kampung Pasirpari, desa Bunijaya ini dimana para warganya masih erat dengan ritual menanam padi yang begitu membudaya.

    Ritual ini telah dilakukan secara turun-temurun. Untuk ritual doa digunakan sesajen, dimana unsur-unsur yang terkandung didalamnya menyiratkan simbol dari sosok Dewi Sri yang cantik dan manis. Setelah ritual doa dilakukan, bibit-bibit padi mulai ditanam dan diikuti oleh Para Petani.

    Ritual tanam padi merupakan salah satu bagian dari rangkaian ritual yang kerap dilaksanakan oleh para petani beras di desa ini. Hal ini semata-mata dilakukan demi tercapainya hasil panen yang memuaskan.

    Kepercayaan yang membudaya disertai rasa optimis dan kerja keras yang akhirnya menghantar komoditi beras di kawasan cianjur tak hanya menjadi ikon kota.  Namun pepadian yang tumbuh begitu subur dengan kualitas yang baik menjadi bukti nyata adanya keselarasan antara potensi alam dengan kekuatan sumber daya manusianya.

    Seru ya travellers….tidak hanya travelling ke berbagai tempat, tapi anda bisa juga mengetahui legenda di Indonesia, yang sudah disampaikan secara turun temurun sejak dahulu kala.

Posting Komentar untuk "Legenda Dewi Sri, Dewi Kemakmuran Padi"