Air Terjun Siata Mauhalek, Air Terjun Abadi di Atambua, NTT




Travellers…..Saya hidup di pulau Jawa, dimana air berlimpah, musim hujan dan kemarau pun saling berganti mengisi kehidupan. Namun apa jadinya bagi masyarakat yang hidup di daerah kering? Tentu keadaannya sangat berbeda. Seperti saat saya berkesempatan pergi ke kabupaten Atambua di provinsi Nusa tenggara Timur. Di provinsi paling selatan di Indonesia ini memiliki musim kemarau lebih panjang daripada musim hujan. Selama 9 bulan lamanya, masyarakat Atambua mengalami musim kemarau, dan 3 bulan sisanya baru musim hujan.

Keadaan alam ini pula berpengaruh kepada kondisi alam di sini ya travellers. Warga kesusahan air saat musim kemarau, mereka harus berjalan berkilo kilometer untuk mendapatkan air bersih. Namun ada fenomena alam yang unik yang ada di kabupaten Atambua. Dari sahabat saya yang berasal dari Atambua, saya memperoleh informasi bahwa ada air terjun yang mengalir sepanjang tahun. Tidak mengalami kekeringan walau sedang musim kemarau panjang. Wow saya pun langsung ingin menuju ke kawasan wisata tersebut. Hmmm kaya apa ya hehehe.

Sambil menyelam minum air, sekalian liputan, enak juga kali ya kalau berenang di air terjun ini. Ternyata travellers, jarak yang harus ditempuh cukup jauh ya, dari kota Atambua sekitar 30 kilometer. Demi menyaksikan fenomena alam unik ini, saya pun bergegas pergi dan menikmati perjalanan yang dilalui.

Perjalanan ke air terjun Siata Mauhalek

Sepanjang perjalanan, saya melewati jalan yang menanjak, karena letak air terjun Siata Mauhalek ini memang berada di kawasan yang cukup tinggi. Dan akhirnya saya sampai di air terjun Siata Mauhalek. Kawasan wisata ini terletak di dusun Fatumuti, desa Railiun, kecamatan Railoat. Diberi anma Siata Mauhalek, karena berada persis pada pertemuan dua sumber air, yaitu Siata dan Mauhalek. Saya melewati gerbang masuk, kemudian menyusuri jalanan sejauh kurang lebih 700 meter melewati perkampungan.

Kemudian kami menemukan lapangan yang memang disediakan untuk lahan parkir bagi para wisatawan. Dan petualangan saya dimulai. Dari lapangan tempat parkir mobil, saya harus turun ke dasar kali dengan menuruni anak tangga. Yah kira kira bisa 100 anak tangga hingga ke dasar, lumayan menguras tenaga ya hehehe. Setelah sampai di dasar, semuanya kelelahan yang saya rasakan terbayar sudah.

Keindahan Air Terjun Siata Mauhalek

Air Terjun Siata Mauhalek ternyata sangat indah, dan benar kata sahabat kami dari Atambua, meski musim kemarau, air di sini tetap berlimpah. Travellers akan disuguhi gemericik air terjun yang berpadu dengan indahnya lumut hijau yang menempel di dinding batu, dan jernihnya air saat terpantul sinar matahari. Air muncul dari atas kemudian melewati dinding lumut yang memiliki kontur indah. Wah keren banget pokoknya travellers.

Untuk menampung air, oleh pengelola air terjun dibuat sekat sekat seperti kolam renang alami untuk travellers yang akan berenang. Dan sayapun tidak sabar lagi untuk berenang di air terjun ini.


Byurrr….it feel’s good travellers, believe me…..sensasi air yang dingin langsung menyergap badan saya, mungkin karena panas terik dan perjalanan turun tangga yang cukup melelahkan tadi, jadi saya langsung merasakan kesegaran tiada tara. Sudah jauh jauh ke sini, tentu jangan lupa berfoto ya travellers…karena pemandangannya sangat indah. Dan belum tentu saya memiliki kesempatan berkunjung ke kawasan wisata unik ini. Untung saat itu sedang hari biasa, jadi saya bisa leluasa berenang ke sana kemari. Kalau akhir pekan bisa jadi ada puluhan wisatawan.

Air terjun Siata Mauhalek telah menarik pengunjung dari tidak hanya dari Atambua, namun juga daerah lainnya di NTT, seperti Leni, seorang wisatawan yang sedang melakukan penelitian di kawasan wisata ini.

“Air terjun ini adalah salah satu air terjun yang sangat bagus dan layak dikunjungi di kabupaten belu ini, karena air terjun yang alami serta sumber air yang jarang ditemukan di kabupaten belu yang kita ketahui sangatlah kering namun terdapat mata air dan air terjun yang sangat indah” kata Leni saat berbincang dengan saya.

Kearifan lokal

Tavellers tetap harus menjaga kesopanan ya, saat beriwisata ke tempat ini. Karena tidak semua tempat bisa sembarangan dijamah. Ada tempat keramat yang harus dihormati. Menurut kepercayaan warga sekitar, jika ada yang melakukan perbuatan tidak senonoh, sudah pasti mendapatkan sial.

Menurut cerita turun temurun dahulu tempat ini adalah hutan lebat. Karena banyaknya pepohonan, jika ingin masuk harus menaruh sirih-pinang di tempat yang ditentukan. Tidak hanya itu bagi siapapun yang masuk ke hutan Mauhalek di hulu air terjun, harus berjalan sambil mengunyah jagung goreng yang digenggam. Jika tidak dilakukan, akan tersesat dan tidak tahu jalan pulang.

Inilah cerita turun temurun yang dipercayai warga sekitar. Sebagai travellers kita harus menghormati ya.

Well….gimana perjalanan saya ke kawasan wisata air terjun Siata Mauhalek. Seru yaa, buat yang belum punya kesempatan ke sana, bisa membaca tulisan saya dulu. Sampai jumpa di tempat wisata lain. See u

 

 

 

8 komentar untuk "Air Terjun Siata Mauhalek, Air Terjun Abadi di Atambua, NTT"