Fulan Fehan, Sabana Maha Luas di NTT
Sudah siap jalan jalan lagi travellers...... kali ini saya akan mengajak kalian semua ke tempat unik yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Provinsi paling selatan di Indonesia ini memang memiliki keindahan alam yang berbeda dengan provinsi lain. Selain itu juga memiliki iklim kering sepanjang tahun, bayangkan travellers.... di NTT musim kemarau berlangsung hingga 9 bulan, musim hujan cuma 3 bulan. Jadi sudah bisa dibayangkan ya, suasana di sana.
Saya pun beserta tim dari kantor, tahun 2019 silam berkesempatan untuk berkunjung ke NTT lagi, kali ini untuk membuat sebuah program dokumenter yang akan ditayangkan saat ulang tahun TV tempat saya bekerja.
Tujuan saya ke salah satu kabupaten di sana, yaitu kabupaten Atambua yang berbatasan langsung dengan Republik Demokratik Timor Leste. Seiring berjalannya waktu, NTT juga terus berkembang dalam segala hal, termasuk transportasi udaranya. Jadi dari jakarta, saya dan tim bisa langsung mendapatkan "direct flight" dr Bandara Soekarno Hatta, Banten langsung menuju Bandara El Tari, Kupang. Dari Kupang, saya transit kurang lebih satu jam lamanya, menuju ke bandara A. A. Berre Talo di kabupaten Atambua.
Meski berada di perbatasan negeri, Atambua tetap menjadi perhatian pemerintah. Ada banyak proyek dibangun di sini, yang terkenal adalah PLBN Motaain, Jalan Sabuk Merah dan masih banyak lagi. Oh ya di Atambua juga ada banyak pilihan hotel untuk para travellers. Saya dan tim memilih untuk menginap di hotel matahari.
Wisata ke Fulan Fehan
Salah satu obyek wisata di Atambua yang saya incar untuk dikunjungi adalah Fulan Fehan. Saya dan tim pun bersipa untuk ke sana, karena jaraknya lumayan jauh, sekitar 30 kilometer dari kota Atambua.
Menuju ke Fulan Fehan, yang berada di dataran tinggi, mobil yang kami tumpangi berjalan berkelok mengikuti kontur jalan yang berkelok kelok, tidak jarang juga kami temui tanjakan yang cukup tajam. Saat itupun, kondisi jalan sudah sebagian diaspal oleh pemerintah setempat, sehingga makin memudahkan wisatawan. kebayang dong kalau jalanan yang penuh tanjakan dan turunan ini masih berupa tanah, saat musim hujan pasti sangat licin.
Setelah satu setengah jam perjalanan, akhirnya saya tiba di Fulan Fehan. Kawasan wisata ini terletak di sebuah lembah di kaki Gunung Lakaan, di desa Dirun, Kecamatan Lakmanen. Dan wow saya terpesona dengan pemandangan yang ada di depan saya, serasa bukan di Indonesia travellers. benar benar takjub saya dibuatnya. Sebuah padang sabana yang maha luas terhampar.
Dan uniknya travellers, saya menemukan tanaman kaktus juga di sini, seperti di padang gurun ya. benar benar fenomena alam yang indah tiada tara. Tidak jauh dari hamparan kaktus ini, ada obyek wisata lain yang menarik untuk dikunjungi, yaitu Benteng Kiki Gewen yang ditutupi semacam hutan kecil, dahulu kala benteng ini dibuat untuk mengatur strategi. Ada juga benteng Rana Hitu atau yang dikenal sebagai benteng Lapis 7. Benteng ini digunakan saat perang tradisional antar suku di pedalaman Timor ( RDTL ). Konon benteng ini dibuat hanya dalam waktu tujuh hari tujuh malam.
Bukit Teletubbies di Fulan Fehan
Mobil kami pun melaju ke depan, ke arah padang rumput yang maha luas. Banyak yang menyebut padang rumput di Fulan Fehan ini seperti bukit Teletubbies, karena konturnya yang unik, ada yang berbentuk mangkuk tertelungkup. Keindahan padang rumput di Fulan fehan ini pun tampak semakin indah karena langit biru seolah menjadi bingkainya.
Saya juga melihat kuda liar yang berlarian kesana kemari, suasananya memang tidak seperti di Indonesia ya travellers. Entah ada pemiliknya atau tidak, namun kuda liar ini menambah keindahan padang rumput yang berada di ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut ini.
Nama Fulan Fehan semakin melambung setelah adanya Festival Fulan fehan, yangmenampilkan tarian kolosal. Ada 6000 penari yang menarikan tari Likurai. Bahkan Festival Fulan Fehan yang menampilkan ribuan penari ini juga tercatat dalam Museum Rekor Indonesia.
Well travellers, I,m so lucky to visit Fulan Fehan. Perjalanan jauh ke Atambua benar benar terbayar saat berada di Fulan fehan. Hayoo siapa yang mau menyusul ke Fulan Fehan.
2 komentar untuk "Fulan Fehan, Sabana Maha Luas di NTT"