Pemainan Gasing di Tanjung Kumbik, Natuna


Perjalanan saya di Tanjung Kumbik, kecamatan Pulau Tiga Barat berlanjut ya travellers. Dari referensi yang saya baca sebelum berangkat ke Natuna, ada satu permainan tradisional unik yang hingga saat ini masih dimainkan oleh warga Natuna. Namanya permainan ini adalah gasing. Saya menanyakan keberadaan permainan ini kepada Hanafi, seorang tokoh masyarakat setempat. Ia pun mengiyakan bahwa permainan gasing masih menjadi mainan favorit warga di kawasan ini. Usianya pun beragam, tidak hanya anak anak yang suka bermain gasing, orang dewasa juga suka permainan ini.

Gasing sendiri adalah permainan yang  menggunakan semacam kayu dibentuk bulat, boleh dibilang seperti yoyo kalau di jawa. Gasing sendiri dibuat dari kayu eboni hitam pilihan, yang pasti harus keras ya kayunya travellers, karena saat permainan, gasing ini akan saling beradu. Jika kalah kuat, tentu gasing akan terbelah atau rusak. Sebelum melihat permainan gasing, saya diajak Hanafi untuk melihat proses pembuatan gasing.

Gasing di wilayah Tanjung Kumbik ini masih dibuat secara tradisional dengan menggunakan alat yang disebut pindu. Alat ini bekerja kalau ada dua orang yang saling bekerja sama. Pembuat gasing pertama memegang semacam tali yang ditarik mundur maju bergantian pada gasing yang akan dibuat, sementara pembuat gasing kedua akan mengikis gasing hingga bentuknya bulat sempurna. Sementara proses pengerjaan dilakukan, bunyi alat ini memang tidak enak didengar ya, apalagi yang sedang sakit gigi. Lebih baik menyingkir hehehehe. Oh ya…ketebalan gasing dan bentuknya harus simetris ya travellers. Kalau tidak simetris pasti tidak akan seimbang saat berputar. Lingkar gasing buatan warga Tanjung Kumbik ini sekitar 8 inch. Hmmmm…dalam hati saya berdecak kagum melihat keterampilan warga Tanjung Kumbik dalam membuat gasing. Sebuah kemampuan yang langka untuk jaman sekarang. Dan setelah berbentuk sempurna, gasing siap dimainkan.


Saya pun diajak ke sebuah lapangan tidak jaug dari rumah pembuat gasing untuk melihat permainan ini. Di lapangan sudah ramai dengan anak anak maupun dewasa yang siap bermain gasing. Dari wajah ceria mereka, tampak bahwa permainan ini sangat digemari di desa ini. Walaupun arus modernisasi tidak bisa terbendung, namun permainan gasing tetap mendapatkan tempat di hati mereka.

Dalam permainan gasing, warga Tanjung Kumbik mengenal 3 macam gasing saat bermain, yaitu undi atau tendin, gasing yang pang lama berputar, gasing penahan untuk yang kalah bermain dan gasing pangkah untuk melanjutkan permainan lagi. Para pemain gasingpun bersiap siap bermain, mereka mengikuti aba aba dari wasit permainan ini. Yang pertama adalah ikat kepala gasing, kemudian lilit badan gasing dan bersiap siap. Permainan dimulai, dan pemain pertama melemparkan gasing pada kayu pancang. Setelah terkena kayu, gasing akan jatuh ke tanah. Gasing ini kemudian langsung diambil dan ditaruh dalam sebidang kaca kecil agar bisa berputar. Semakin lama berputar tentu si pemilik gasing akan keluar menjadi pemenang. Begitu seterusnya permainan ini berlanjut. Wah seru ya travellers….saat melihat permainan gasing ini, saya harus berhati hati, tidak mau terlalu dekat melihat permainan ini, karena bisa terkena gasing. Lumayan ya kalau kena gasing dari kayu eboni ahahahaha.


Travellers….jauh di ujung utara Indonesia, tepatnya di gugusan pulau Natuna ini, masih ada permainan tradisional yang begitu disukai oleh masyarakatnya. Gadget memang sudah merambah kawasan ini ya, tapi permainan gasing tetap disukai oleh masyarakat. Saya tidak khawatir mengenai keberadaan permainan tradisional ini. Bagi saya gasing akan tetap lestari, karena banyak anak anak yang sangat menyukai permainan gasing, pun generasi setelah mereka. Itu dia travellers…oleh oleh saya dari desa Tanjung Kumbik, kepulauan Natuna, Provinsi kepulauan Riau.

Posting Komentar untuk "Pemainan Gasing di Tanjung Kumbik, Natuna"