Terbang Genjring, Kesenian Islami dari Pekalongan



Selamat berpuasa travellers.....di bulan Ramadan kali ini, saya akan memperlihatkan kepada travellers tentang budaya bernafaskan Islam yang ada di Indonesia. Tentu semua setuju, bahwa seni merupakan media penting dalam syiar Islam di Indonesia. Melalui seni, syiar menjadi lebih indah dan mudah diterima oleh masyarakat. Seni dalam syiar Islam merupakan bentuk estetika yang mesti berpegang teguh pada koridor syariat Islam dan tidak menjerumuskan manusia dalam kehinaan. 

Di Indonesia, seni musik yang berbafaskan Islam identik dengan alat musik rebana. Alat musik yang dibuat dari kayu melingkar dan dibalut kulit sapi ini dibawa ke Indonesia oleh  pedagang dari Timur Tengah abad ke 13 silam. Mereka datang  berdagang sekaligus melakukan syiar Islam melalui kesenian yang mereka bawa. Alat musik rebana yang berasal dari kata robbana ini sering diperdengarkan untuk  mengiringi berbagai pujian keagamaan. Akhirnya alat musik ini menjadi ciri khas untuk kesenian kesenian bernuansa Islami. 

Untuk mengetahui perkembangan kesenian rebana dalam syiar agama ini, saya berkunjung ke kota santri, kota Pekalongan, Jawa tengah. Masyarakat Pekalongan lebih mengenal rebana dengan sebutan terbang. Terbang atau rebana di daerah ini memiliki ciri yang unik karena memiliki kencrengan. 

Kesenian Terbang Genjring berkembang di kota Pekalongan dan sekitarnya sejak tahun 1957 silam. Kesenian ini diciptakan oleh Kiai Haji Mahfud dari desa Kergon serta dimainkan oleh pemain terbang dan penyanyi sholawat. Nyanyian Terbang Genjring merupakan puji pujian terhadap Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah atau disebut Sholawat Nabi. Ada 5 lagu yang bisa dilantunkan dalam Terbang Genjring/ yaitu Laillaha Illallah, Shollalahul Ibad, Sholli Ya Robbi, Shollalaitu Alaika dan Sholatullah Mudammah. Terbang Genjring  merupakan kolaborasi 4 tepakan terbang yaitu pajek, karon, telon dan prapatan. Masing masing terbang memiliki tempo yang berbeda, bila dimainkan akan menghasilkan harmoni indah tepakan terbang yang saling mengisi.

Kini kesenian Terbang Genjring tidak hanya dipentaskan dalam acara keagamaan, namun juga dalam acara hajatan dan khitanan. Agar lebih menarik tepakan Terbang Genjring berpadu dengan Gontho,  beladiri khas Pekalongan. Gontho menampilkan jurus empat langkah yang berpadu indah dengan tepakan. Kesenian Terbang Genjring merupakan bagian dari syiar Islam di Indonesia. Lantunan Sholawatnya selalu mengingatkan manusia akan kebenaran. Alloh mencintai keindahan dan kebaikan, terbang genjring merupakan cerminan dari estetika seni indah yang bernafaskan Islam. Seni bukan berarti keindahan yang diungkapkan sebagai ungkapan kesenangan manusia yang dapat merusak, tetapi merupakan keindahan yang disandarkan ke dalam bentuk ungkapan kesenangan demi kebaikan. 

Posting Komentar untuk "Terbang Genjring, Kesenian Islami dari Pekalongan"