Mercusuar Willem Toren III di Pulau Breuh, Provinsi Aceh
Travellers......pernah
berwisata ke pulau Breuh? Pulau Breuh atau pulau
Beras masuk dalam gugusan Pulo Aceh, yang terdiri dari pulau Nasi dan pulau
Beras. Dua pulau ini masuk dalam kecamatan Pulo Aceh, kabupaten Aceh Besar,
Provinsi Aceh. Kalau belum harus cobain ya, anda bisa naik kapal
cepat dari pelabuhan Lampulo, provinsi Aceh. Tiketnya pun murah, hanya 25 ribu
rupiah. Dari pelabuhan Lampulo, travellers akan berlayar menggunakan kapal
selama kurang lebih 2 jam untuk sampai di pelabuhan Gugop.
Nah di pulau Breuh ini ada
destinasi wisata yang sayang untuk dilewatkan, yaitu Mercusuar Williems Toren
III. Untuk menuju ke mercusuar, travellers harus menyewa lagi mobil dan
melakukan perjalanan selama kurang lebih satu jam. Dan tibalah saya di desa Meulingge,
dimana Mercusuar ini berada. Saya cukup terkejut, karena pembangunan
infrastruktur juga telah menyentuh desa paling barat di Indonesia ini. Jalan
jalan diperbesar dengan aspal kualitas bagus. Terkhusus untuk jalan menuju
mercusuar yang menanjak, juga telah dibangun jalan yang lebar.
Akhirnya saya sampai juga di
mercusuar Williems Toren III, kawasan mercusuar ini sudah direnovasi dan dalam
keadaan yang bersih. Dengan beberapa bangunan tambahan untuk penjaga. Saya
bertemu dengan beberapa petugas Distrik Navigasi kelas II, Sabang. Merekalah
yang menjaga mercusuar ini. Willems Toren Tiga adalah mercusuar
peninggalan belanda yang dibangun pada tahun 1875. Mercusuar ini mengadopsi
nama raja Luxemburg kala itu, Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk atau
raja Willem III. Dahulu mercusuar ini berfungsi sebagai pintu masuk perdagangan
Belanda dari luar ke Aceh. Sekarang fungsinya untuk panduan kapal dan nelayan
saat malam hari. Dengan melihat lampu di mercusuar, maka kapal akan memperoleh
petunjuk dan tidak tersesat.
Mercusuar Willem Toren III
memiliki tinggi sekitar 40 meter, dan buatan manusia karena berasal dari batu
dan bukan terbuat dari besi. Dan lapisan lingkaran memiliki tebal 2 meter.
Sebagai penjaga mercusuar, andri memiliki sejumlah tugas, seperti memeriksa
generator. Generator inilah yang nantinya akan memproduksi listrik untuk
penerangan Mercusuar. Listrik harus selalu tersedia agar lampu mercusuar dapat
menyala. Setelah memeriksa generator, Andri dan rekannya melanjutkan pekerjaan
menuju ke mercusuar setinggi lebih dari 40 meter ini. Sayapun memiliki
kesempatan yang langka bersama mereka memasuki mercusuar yang telah berumur
lebih dari 1 abad.
Mercusuar Willem Toren III memiliki konstruksi bangunan
beton yang kuat, dengan jalur tangga yang dibuat melingkar. Dan sayapun
mengikuti mereka menaiki ratusan anak tangga untuk memastikan lampu menara
dalam kondisi terbaik. Di atas mercusuar masih terdapat lampu kuno raksasa yang
telah digunakan sejak mercusuar dibangun. Namun lampu kuno raksasa ini tidak
bisa digunakan lagi karena air raksa sebagai bahan utama penerangnya sudah
hilang. Namun petugas distrik navigasi telah memasang lampu lain di samping
lampu kuno raksasa, dan cahaya dari mercusuar untuk mengatur pelayaran jalur
lintas internasional.
Dari atas mercusuar, tersaji panorama hamparan laut lepas di ujung
barat indonesia, Samudera hindia membentang luas hingga kaki langit.
Pemandangan yang tidak pernah terlupakan dari wilayah paling barat di
Indonesia.
So kapan mau travelling ke pulau Breuh?
Posting Komentar untuk "Mercusuar Willem Toren III di Pulau Breuh, Provinsi Aceh"
Posting Komentar