Maluku, Pulau Rempah Rempah
Setuju ya travellers….kalau nusantara
ini memiliki kekayaan tiada tara. Ribuan pulau yang terbingkai lautan luas
telah menjadi anugerah terindah dari yang kuasa. Kayanya bumi Indonesia tidak
lepas dari iklim tropis yang dimiliki, proses pelapukan batuanpun terjadi dengan sempurna dan membuat tanah
menjadi subur. Belum lagi banyaknya sinar matahari serta tingginya curah hujan
menjadi faktor pendukung lainnya.
Salah satu daerah di Indonesia yang
memiliki kekayaan alam sangat berlimpah dan di akui oleh dunia adalah wilayah Maluku.
Daerah timur Indonesia ini juga di kenal
sebagai pulau rempah-rempah, karena banyaknya buah pala, kemiri dan cengkeh
yang tumbuh. Rempah-rempah memang memiliki berjuta manfaat. Selain penyedap dan pengawet makanan, rempah-rempah juga digunakan untuk kesehatan
dan kecantikan. Inilah yang membuat bangsa-bangsa eropa berlomba-lomba untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah dunia.
Meningkatnya popularitas rempah di peta
perdagangan dunia. Tidak lepas dari terjadinya perang salib mulai abad ke 11. Inilah
yang menjadi awal mula terjadinya pertukaran budaya antara bangsa barat dan
timur. Orang-orang Eropa mendapatkan rempah-rempah dari pedagang-pedagang Arab
yang selalu menyembunyikan asal-usulnya. Rempah-rempah menjadi simbol status
sosial pada masa itu. Semakin kaya seseorang maka rempah-rempah yang digunakan
di dalam makanan pestanyapun akan sangat banyak dan sangat terasa di makanan. Bahkan
rempah-rempah juga suka digunakan sebagai alat pembayaran karena nilainya yang
sama dengan emas. Bahkan menurut Adnan Amal, penulis buku Kepulauan Rempah
Rempah, sebelum prajurit menghadap kaisarnya, dia harus mengunyah cengkeh agar
bisa berbicara lancar dengan Kaisar.
Ditutupnya jalur perdagangan
rempah-rempah oleh Turki dan Mesir, membuat Eropa mengalami kelangkaan
rempah-rempah yang cukup parah. Akhirnya pada abad ke 16 Portugal dan Spanyol
memutuskan untuk mencari pulau rempah-rempah untuk mengakhiri dominasi arab dalam
perdagangan rempah-rempah. Perjalanan pertama bangsa Portugis dalam menemukan
jalan menuju indonesia di pimpin oleh Bartholomeus Diaz pada tahun 1486, namun
ia hanya dapat berayar sampai di Afrika Selatan sebelum menemukan Indonesia.
Perjalanan berikutnya di pimpin oleh
Vasco De Gama tahun 1497 dan hanya sampai di Kalikut, India. barulah pada
pelayaran yang di pimpin oleh Alfonso D’albuquerque tahun 1511 mereka dapat
menemukan Maluku. Mereka pun memberi nama lain untuk Maluku, yakni the Spices Island.
Kedatangan bangsa Portugis ke Malukupun di sambut hangat oleh oleh Raja Ternate.
Merekapun diperkenankan untuk berdagang dan membangun benteng-benteng di Ternate.
Hingga saat ini sisa-sisa peninggalan benteng yang di bangun oleh bangsa Portugis
di ternate menjadi wisata sejarah yang bernilai tinggi.
Saat ini, rempah rempah di Ternate
berlimpah. Sebagian masyarakat menggantungkan hidup mereka dari tanaman ini. Besarnya
permintaan akan biji dan fully buah pala ini, menjadi ladang rupiah tersendiri
bagi mereka. Namun minimnya nilai ekonomis dari daging buah pala membuat
sebagian dari mereka menganggap daging ini sebagai limbah. Hal inilah yang di
manfaatkan warga untuk merintis usaha daging buah pala yang memiliki harga jual
yang cukup tinggi. Daging pala bisa dibuat menjadi dodol dan sirup dari ekstrak
buah pala. Meski nilai rempah tidak seperti dahulu, namun citra Maluku sebagai
pulau rempah rempah akan tetap melekat sepanjang masa.
Posting Komentar untuk "Maluku, Pulau Rempah Rempah"
Posting Komentar