Legenda Cinta dari Pulau Kemaro, Sumatera Selatan



Menyusuri sungai Musi di provinsi Sumatera Selatan telah memberikan nuansa keindahan yang tak terlukiskan dengan kata kata. Sungai Musi yang memiliki panjang 750 kilometer ini memang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat Palembang. Jika travellers menyusuri sungai hingga hilir, anda akan tiba di Pulau Kemaro, yang bernuansa oriental.

Pulau Kemaro berasal dari kata kemarau, karena sifat pulau yang tidak pernah terendam atau banjir meski sungai Musi meluap. Pulau dengan luas 24 hektar are ini menyimpan sebuah legenda berdasarkan prasasti yang menuliskan bagaimana kisah cinta dua insan begitu mempengaruhi asal-usul munculnya pulau Kemaro.  

Legenda pulau Kemaro berawal dari kedatangan saudagar Cina yakni Tan Bun An ke wilayah Sumatera Selatan untuk berniaga. Agar usahanya berkembang, Tan Bun An wajib memberikan setengah hasil keuntungannya kepada kerajaan Sriwijaya. Kedatangannya setiap minggu ke Istana telah menautkan hatinya dengan putri raja yang cantik jelita,  Siti Fatimah. Getaran cinta seketika timbul di dalam diri Tan Bun An. Sedetikpun rasanya ia tak sanggup melupakan paras ayu Siti Fatimah. Pucuk dicinta ulam tiba, Siti Fatimah ternyata merasakan hal yang sama dan mereka memutuskan menjalin hubungan kasih. Merasa telah cocok ia pergi menghadap Raja untuk melamar Siti Fatimah. Dengan penuh keyakinan ia bersedia menyanggupi apapun keinginan Raja asalkan Siti Fatimah dapat menjadi istrinya. Rajapun mengungkapkan keinginannya :

“baik anak muda, kamu dapat menikahi putri saya, siti fatimah, asalkan kamu sanggup menyerahkan tujuh buah guci berisi emas”

Rasa khawatir segera menghinggapi diri Tan Bun An begitupun Siti Fatimah. Namun rasa cinta membuatnya menyanggupi persyaratan tersebut. Tak membuang waktu, Tan Bun An segera mengirimkan surat kepada ayahnya di negeri Cina agar mengirimkan tujuh buah guci berisi emas. Beberapa hari berselang, surat balasanpun datang dan kabar gembira yang didapati Tan Bun An. Tujuh buah guci emas sedang dalam perjalanan menuju Palembang. Demi menyelamatkan guci-guci berisi emas dari bajak laut, guci dilapisi sawi tanpa sepengetahuan Tan Bun An dan pengawal.

Maka ketika kapal merapat ke dermaga di muara sungai musi, Tan Bun An segera memeriksa tujuh guci berisi emas yang telah dijanjikan. Namun betapa terkejut dan kecewanya ia ketika membuka satu persatu guci, yang didapatinya justru guci-guci berisi sawi yang sudah layu. Perasaan malu dan kesal yang berkecamuk mendorong tan bun an yang dibantu pengawalnya/ melempar guci-guci tersebut ke sungai musi tanpa terlebih dahulu memeriksanya. Ketika hendak melempar guci terakhir tanpa sengaja guci tersebut tersenggol dan keluarlah logam-logam emas yang berkilauan dari balik sawi-sawi yang layu.

Tan bun an seketika itu juga terkejut, ia tidak menyangka bahwa dibalik sawi-sawi tersebut tersimpan kepingan logam emas. Dengan penuh rasa penyesalan akhirnya ia bersama pengawalnya terjun ke sungai demi menyelamatkan emas yang tersimpan pada enam guci lainnya. Dari kejauhan perasaan sedih siti fatimah seakan tak mampu dibendung lagi. Menyadari pria yang dicintainya tak kunjung muncul maka ia memutuskan untuk menyusul Tan Bun An.

 “jika nanti terdapat timbunan tanah yang mucul di sungai ini, maka itulah makam kami”

Diyakini beberapa hari setelah peristiwa pilu terjadi, muncullah tumpukan tanah ditepian sungai musi yang menjadi asal-usul terbentuknya pulau Kemaro. Di pulau ini kemaro juga terdapat peninggalan-peninggalan yang diyakini berhubungan dengan legenda kisah cinta tersebut. Sebuah kuil pun dibangun untuk mengenang tiga makam yang kerap dikunjungi oleh umat Budha untuk berziarah

Nuansa oriental begitu terasa pada pulau Kemaro dengan hadirnya beberapa bangunan seperti klenteng Soei Goeat Kiong atau dikenal dengan Klenteng Kuan Im yang dibangun pada tahun 1962. Pagoda tingkat sembilan dengan ketinggian 40 meter serta berbagai ornamen khas china yang menghiasi sekeliling pulau. Salah satu yang menarik perhatian para muda-mudi di pulau Kemaro adalah pohon Cinta. Konon diyakini bila bertemu lawan jenis dipohon ini maka bisa berjodoh. Sehingga wajar jika predikat pulau cinta begitu melekat pada pulau Kemaro.



Posting Komentar untuk "Legenda Cinta dari Pulau Kemaro, Sumatera Selatan"