Ikan bilis lezat dari Natuna, cocok buat oleh oleh
Saat fajar mulai menyingsing, kesibukan tampak di dermaga nelayan desa
Cemaga Tengah, kecamatan Bunguran, kabupaten Natuna. Nelayan baru saja pulang
melaut. Cuaca di kawasan Natuna yang cerah membuat kelompok nelayan di desa ini
berani melaut. Wajah lelah yang bercampur suka cita tergambar di mimik para
nelayan, seakan bercerita perjuangan mereka mencari ikan bilis untuk menghidupi
keluarga dan mencukupi kebutuhan sehari hari. Mereka menggunakan perahu pompong
untuk mencari ikan bilis di malam hari.
Ikan bilis adalah sejenis ikan kecil yang suka hidup berkelompok di
laut. Ikan ini kerap dijadikan hidangan yang lezat di Natuna, yaitu cucur ikan
bilis, sejenis bakwan yang berisi ikan bilis. Cara mencari ikan inipun cukup
unik, saat malam hari melaut, mereka membawa lampu. Lampu inilah yang menarik
perhatian ikan bilis, mereka berkumpul mengelilingi lampu. Setelah ikan bilis
berkumpul baru nelayan menangkapnya dengan jaring khusus yang dinamakan
tangkul. Sepanjang malam nelayan berjibaku dengan ombak untuk mencari ikan
bilis. Karena ikan ini memiliki nilai ekonomis tinggi. Masa panen ikan bilis
pun tergolong lama, hanya bisa dipanen 2 kali dalam setahun.
Jelang pagi baru nelayan kembali ke dermaga, rata rata mereka membawa
3 tong ikan bilis, 1 tong berisi 3 kilogram ikan bilis. Sampai di dermaga,
mereka membersihkan perahu pompong agar siap digunakan berlayar lagi, dan
tentunya ikan bilis, hasil tangkapan mereka. Proses awal ikan bilis langsung
dicuci dengan air laut.
Setelah itu mereka membawa ikan bilis untuk diproses lebih lanjut.
Sementara tidak jauh dari pantai, sudah bersiap penjemur ikan bilis. Salah
satunya ibu Zainun. Ia telah mempersiapkan semacam wajan berukuran besar yang
berisi air mendidih. Dalam air ini telah dicampuri garam sebagai bahan pengawet
alami ikan bilis. Saat mendidih ikan bilis dimasukkan ke dalam wajan, hingga
ikan bilis mengapung di penggorengan. Proses ini tidak memakan waktu lama,
hanya sekitar 5 menit saja.
Selanjutnya ikan bilis ditiriskan dan siap dijemur di atas parak,
tempat penjemuran. Proses penjemuran ini juga tergantung cuaca, jika cuaca
cerah penjemuran cukup 1 hari saja, namun jika cuaca mendung atau hujan proses
penjemuran bisa memakan waktu lebih dari 2 hari.
Setelah proses penjemuran selesai, ikan bilis khas Natuna siap
dipasarkan. Ikan bilis kecil ukuran setengah kilogram dijual 30 ribu rupiah,
sementara ikan bilis ukuran lebih besar dijual 25 ribu rupiah per setengah
kilogram. Harga ini tentunya akan menjadi lebih mahal jika ikan bilis sudah
dikemas rapi dan dijual di supermarket. Ibu Zainun juga bercerita
bagaimana ia diajarkan untuk mengemas ikan bilis agar memiliki nilai ekonomis
lebih. Ia membuat kantung kantung plastic masa kini yang terdapat logoikan
bilis miliknya. Setelah memisahkan ikan bilis ukuran kecil dan besar, ibu
Zainun mulai memasukkan ikan bilis ke dalam kantung plastik modern yang membuat
nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan hanya menggunakan tas plastik biasa. Saya
pun membeli ikan bilis sebanyak 2 kilogram untuk oleh oleh keluarga di Jakarta.
Sudah terbayang rasanya makan ikan bilis yang disambal pedas dengan nasi putih
hangat. Hmmm lezat sekali ya travellers. Rasanya tidak sabar ingin segera pulang ke rumah.
Well travellers....ikan bilis ini cocok banget buat oleh oleh khas
Natuna loh, selain bisa dibuat sambel teri yang lezat, ikan bilis juga bisa
diolah menjadi masakan lain sesuai sesuai selera....hmmmm yummy.
Posting Komentar untuk "Ikan bilis lezat dari Natuna, cocok buat oleh oleh"
Posting Komentar