Ayo Travelling ke Kota Lama Semarang, Jawa Tengah



Kota Semarang, Jawa Tengah telah berkembang menjadi salah satu pusat kekuatan ekonomi di nusantara ya travellers. Letaknya yang strategis  membuat ibukota provinsi Jawa Tengah ini menjadi salah satu kota terpenting sejak jaman pemerintah Kolonial Belanda. Saat saya menyusuri kota ini, jejak kejayaan masa lampau terekam sangat jelas. Perkembangan kota Semarang di pengaruhi oleh fungsinya sebagai kota pelabuhan sejak jaman kolonial. Terjadi  akulturasi budaya yang antara pendatang dengan pribumi.

Akulturasi ini tampak jelas di kawasan Kota Lama. Kawasan cagar budaya peninggalan pemerintah Belanda masa silam. Dahulu kota lama merupakan pemukiman para pendatang yang ingin masuk ke Indonesia. Di awali oleh bangsa Portugis pada abad ke 17. Perkembangan kota lama diawali dengan  perjanjian antara VOC dengan Sunan Amangkurat  tahun 1678. Kedua belah pihak bersepakat atas  penguasaan VOC di sebagian wilayah Semarang. Wilayah ini adalah  imbalan kepada VOC atas bantuannya pada kerajaan Mataram dalam menumpas pemberontakan Trunojoyo. Voc memiliki hasrat  untuk menguasai bandar-bandar di sepanjang pesisir utara sehingga dipilihlah daerah yang dekat dengan pelabuhan.  

Adanya perjanjian mengenai serikat dagang pada Oktober tahun 1705 semakin memperkokoh kedudukan VOC dengan mendirikan benteng. Belandapun mulai membangun kawasan kota lama tersebut.  Tata kota dikelola secara modern, seperti ada pembagian kota, peraturan administrasi. Untuk mengobati rindu kampung halaman, orang-orang Belanda yang membangun kota lama inipun membangun kawasan ini sesuai dengan negara mereka. Sehingga kota ini mendapat julukan Litle Netherland. Dengan banyaknya pembangunan, banyak penyatuan arsitektur terhadap gedung-gedung serta penataan kotanya. Penerapan teori desain renaissance  kota dengan titik sentral yang biasanya di tandai dengan keberadaan gereja atau istana.  

Kota lama menghadirkan Gereja Imanuel atau Gereja Blenduk  di tengah kota. Ciri lain dari adaptasi arsitektural gaya renaissance  adalah menara-menara Gereja Blenduk yang pada awalnya dirancang lebih tinggi daripada bangunan di sekitarnya. Perpaduan arsitektur juga dapat dilihat dari bentuk bangunan serta daun-daun pintu pilar-pilar dan jendela yang ada di kota lama. Dengan pesatnya laju perekonomian di kota lama kawasan ini menjadi padat. Satu persatu para penghuni yang jengah dengan kepadatan mulai meninggalkan kota lama untuk mencari tempat tinggal di luar kota lama.

Dari waktu ke waktu semakin banyak warga yang pindah dari kota lama sampai pada akhirnya kawasan ini hanya menjadi kawasan perkantoran dan perindustrian yang ramai di siang hari.
Karena banyaknya warga yang keluar dari kota lama ditambah pembangunan alun-alun baru, secara perlahan pusat kota pun berpindah ke kawasan simpang 5.

Saat ini kawasan kota lama hanya menjadi tempat bangunan-bangunan peninggalan kolonial yang kosong. Bangunan ini di jadikan objek wisata bagi mereka yang ingin berfoto atau sekedar menikmati suasana kolonial jaman dulu. Kini sisa-sisa kejayaan kota lama menjadi pusat kota hanya dapat kita lihat dari Tugu Nol Kilometer yang ada di seberang Kantor Pos. 


Posting Komentar untuk "Ayo Travelling ke Kota Lama Semarang, Jawa Tengah"