Profesi unik di Sabang, Penembak Ikan dan Wanita Pemecah Batu

    Travellers, tidak puas rasanya menjelajahi kota Sabang. Saya pun ingin mencari tau ciri khas masyarakat di sini. Berbekal riset dan bertanya kepada fixer, saya menemukan beberapa profesi unik, yang jarang ditekuni oleh masyarakat saat ini.

    Saat mendengar profesi penembak ikan, ingatan saya seakan kembali ke sebuah profesi kuno yang telah ditekuni oleh nenek moyang Nusantara, yang mengandalkan pemenuhan kebutuhan hidup dari hasil laut. Saya pun mencari lagi informasi, kemana saya bisa menemukan profesi yang terbilang langka ini.

    Untunglah fixer saya di Sabang masih memiliki teman yang berprofesi sebagai penembak ikan. Akhirnya saya dikenalkan oleh Askari, seorang pria berusia 35 tahun asal desa Balohan, Sabang. Setiap hari, saat cuaca cerah, Askari menembak ikan untuk dijual ke pasar Ikan.




    Sayapun mengikuti Askari menuju ke tepi pantai, tidak jauh dari desa Balohan. Dari pembicaraan kami sebelumnya, Askari sudah belajar menjadi penembak ikan sejak berusia 12 tahun. Wah tidak sabar rasanya melihat keahliannya dalam menembak ikan.



    Sebagai penembak ikan, ia memiliki senjata khusus, yaitu senapan ikan. Sebelum masuk ke dalam laut, Askari memastikan semua peralatan yang ia bawa, seperti senapan, karet dan peluru dapat berfungsi dengan baik saat menembak ikan.

    Cuaca hari itu terbilang cerah, setelah sehari sebelumnya terjadi hujan badai di Sabang. Dengan cekatan Askari masuk ke dalam air. Ia berpesan kepada saya untuk menunggu satu sampai 2 jam di tepi pantai, karena menembak ikan bukanlah hal yang mudah.





    Dari tepian pantai, saya melihat Askari berenang lincah diantara karang karang, sambil mencari sasaran tembak. Ikan yang didapat biasanya adalah ikan kerapu dan ikan kakap. Namun hari ini, ia kurang beruntung, karena hanya mendapatkan beberapa ikan karang kecil dan gurita.




    Setelah 2 jam berada di dalam air, akhirnya Askari muncul dengan membawa hasil tangkapannya. Hasil laut ini akan ia jual untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

    Adalagi profesi unik lain, yang saya temukan di kota sabang, yaitu profesi pemecah batu. Kota sabang saat ini sedang bersolek, membangun berbagai infrastuktur sebagai penunjang kawasan perdagangan bebas. Geliat pembangunan di kota Sabang juga memberikan penghasilan tambahan kepada warganya.





    Adalah ida, warga desa krueng raya, kecamatan sukakarya, yang memiliki profesi unik ini. Sehari hari sebenarnya Ida membuka warung kopi di dekat rumahnya. Untuk menambah penghasilan ia memecah batu yang diambil dari pegunungan di dekat rumahnya, menjadi batu kecil kecil yang siap digunakan untuk proyek pembangunan.

    Profesi ini sebenarnya sudah ia lakukan sejak kecil. Setiap pulang sekolah, Ida membantu orang tuanya memecah batu. Pekerjaan kasar yang seharusnya dilakukan oleh pria ini sudah dikenalkan oleh orang tuanya sejak kecil.

    Dari hasil memecah batu ini, Ida memperoleh uang sebanyak 500 ribu rupiah apabila ia mampu memecahkan batu hingga 2 kubik, atau satu truk ukuran kecil. 

    Dari Askari penembak ikan dan Ida pemecah batu, saya belajar banyak tentang kerja keras yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tidak peduli pekerjaan yang sarat akan maut, karena menyelam ke dasar lautan, atau mengerjakan pekerjaan kasar memecah batu, mereka tetap bersyukur bisa menikmati hidup yang telah digariskan Tuhan kepada mereka.

    Sayapun bersyukur atas semua yang sudah Tuhan berikan hingga saat ini.

Cheers

Profesi unik, penembak ikan dan pemecah batu ini telah tayang dalam program Kita Indonesia di IndosiarSabang, pesona di Barat Indonesia






Posting Komentar untuk "Profesi unik di Sabang, Penembak Ikan dan Wanita Pemecah Batu"