Pelintas batas negeri di PLBN Motaain, Belu, Nusa Tenggara Timur



    Travellers...biar ngga bosan daerah Indonesia Barat terus, sekarang ke selatan Indonesia yuk. Perjalanan ke selatan Indonesia ini saya lakukan tahun 2018 silam. Daerah yang saya kunjungi adalah kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

    Untuk menuju ke kabupaten Belu, saya memakai transportasi udara. Dari bandara Soekarno Hatta, travellers bisa transit di bandara internasional El Tari, Kupang, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Bandara A. A. Berre Tallo di kota Atambua, kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Jadi walaupun berada di perbatasan Indonesia, transportasi ke Belu tidak sulit.

    Selanjutnya saya dan tim melanjutkan perjalanan ke perbatasan Indonesia dan Timor Leste, untuk melihat Pos Lintas Batas Negara, PLBN Motaain.

    Sesampainya di PLBN Motaain, saya berdecak kagum. Tidak mengira sama sekali di perbatasan Indonesia bediri sebuah bangunan megah, menjadi lambang kedaulatan Indonesia di perbatasan.

    Tentu saya sangat mengapresiasi pemerintah yang sudah membuat bangunan megah ini, dan resmi digunakan sejak tahun 2016 silam. PLBN Motaain melayani pelintas batas dari Indonesia maupun dari Timor Leste.



    PLBN Motaain tampak megah menjulang, atap pintu gerbang dan bangunan utama terlihat dari kejauhan, meniru bentuk rumah adat mbaru niang yang berwarna abu abu. Dengan luas sekitar 8 hektar, PLBN Motaain menjadi kebanggan indonesia di batas negeri.

    Di tempat ini saya berkenalan dengan ibu Tiolan Hutagalung, yang menjabat sebagai Kabid PLBN Motaain. Ibu Tiolan sangat berjasa karena telah membuat semua aturan dilaksankaan sebagaimana mestinya. Di kalangan anak buahnya, ia dikenal sangat disiplin dan tidak segan memberi teguran kepada anak buahnya ketika melakukan kesalahan.

    Ibu Tiolan pun bercerita kepada saya, bagaimana sulitnya mengatur, mengenalkan metode yang lebih modern kepada pelintas batas. Saat kami berbincangpun tak sengaja ia melihat seorang pelintas batas membawa buah buahan. Ia pun tak segan berteriak, " Hei buah itu beli dimana, tidak boleh ada jual beli selain di tempat yang telah ditentukan", dan saya pun hanya bisa memandang pelintas batas yang ketakutan dan berlari menjauh dari ibu Tiolan.

    Kesibukan di PLBN Motaain terjadi di jam jam tertentu, saat waktu menunjukkan jam 11 siang waktu indonesia bagian tengah, pelintas batas asal Timor Leste mulai berdatangan. Tujuan mereka beragam, ada yang ingin menengok sanak saudara di Belu, atau sekedar ingin liburan.

    Sejak berpisah dengan Indonesia, warga Timor Leste tidak melupakan saudara mereka yang tinggal di Kabupaten Belu.




    Sementara itu, saat waktu menunjukkan jam 1 siang waktu Indonesia tengah, pelintas batas asal Indonesia mulai berdatangan. Saya berkenalan dengan Rudi dan Nana, pasangan suami istri yang akan ke Timor Leste.

    Mereka berdua memang bekerja di sektor wiraswasta, dan sedang memulai usaha di Timor Leste, dari bibir mereka terucap bahwa keadaan di PLBN Motaain saat ini sungguh berbeda. Pelayanan lebih modern dan cepat, sehingga mereka tidak usah mengantri lama untuk pemeriksaan passport dan syarat lainnya.

    Di luar pelintas batas, saya melihat truk truk besar asal Indonesia yang akan ke Timor Leste. Saya cukup terkejut ketika melihat isi truk, berupa makanan kecil, air mineral gelas, dam masih banyak lagi. Ternyata walaupun sudah belasan tahun merdeka dari Indonesia, Timor Leste tetap bergantung pada barang barang asal Indonesia.

    Dari ibu Tiolan juga, saya tahu bahwa PLBN Motaain akan terus bersolek. Saat saya datang ke tempat ini, sedang dibangun pasar modern, mungkin saat ini pasar PLBN Motaain sudah beroperasi.

    Pasar ini nantinya akan menjadi tempat perdagangan dua negara, warga Timor Leste dan Indonesia akan berinteraksi, melakukan perdagangan. Denyut ekonomi berjalan, walau berada di daerah perbatasan. Saya sangat mengapresiasi keberadaan PLBN Motaain ini, dan rencana ke depannya.

    Tidak hanya kemegahan bangunan yang terlihat, namun pemberdayaan SDM di bawah pimpinan Ibu Tiolan telah berhasil mengubah perilaku masyarakat tradisional ke modern.

Dari perbatasan negeri, saya melihat sendiri bagaimana proses pembangunan Indonesia terus dilakukan. Saya optimis untuk melihat Indonesia yang lebih maju.

Cheers

Pengalaman saya di PLBN Motaain ini telah tervisualkan dengan indah, dalam program Kita Indonesia. Selamat menikmati..Belu, Kisah di tepi negeri










Posting Komentar untuk "Pelintas batas negeri di PLBN Motaain, Belu, Nusa Tenggara Timur"