Menembus Batas Pulau Rondo, Sabang


    Travellers....kali ini saya akan bercerita tentang travelling yang sedikit berbeda, kenapa? Karena sebenarnya tempat ini bukan sebuah tempat wisata, namun pulau Militer. Namanya Pulau Rondo yang masih termasuk wilayah Sabang. Perjalanan ini saya lakukan di tahun 2017.


    Untuk dapat masuk ke pulau ini memerlukan ijin khusus langsung dari Mabes TNI, dalam hal ini harus dengan persetujuan dari KASAD. Saya dan tim cukup sabar menunggu, sampai akhirnya surat ijin untuk liputan ke pulau Rondo akhirnya dalam genggaman.

    Saya dan tim berangkat ke Aceh, untuk bertemu dengan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Iskandar Muda, Kolonel Kav Rusdi dan menyampaikan maksud dan tujuan kami. Beliaupun bersedia membantu agar saya dapat liputan di Pulau Rondo.

    Selanjutnya saya menyeberang ke Sabang dan bertemu dengan Lettu Marinir Ervan Mayrinda, beliau adalah Danton satgas pam puter 20 pulau rondo tahun 2017. Kebetulan beliau berada di Sabang untuk membeli logistik prajurit TNI yang berada di Pulau Rondo, kegiatan pembelian logistik ini mereka lakukan sebulan sekali.

    Akhirnya saat yang ditunggu pun tiba, saya dan tim serta Satgas Pengamanan Pulau Terluar berangkat menuju ke Pulau Rondo. Sebuah perjalanan yang tidak akan pernah saya lupakan. Ombak bergulung begitu besar, menghantam kapal, saat kami berada di tengah laut. Beberapa kali kapal terguncang. Sayapun menahan sakit perut yang teramat sangat karena mabuk laut. Kondisi ini berlangsung selama 2 jam perjalanan kami ke Rondo.


    Dari kejauhan saya melihat Pulau Rondo, yang berbentuk seperti tempurung kura kura. kapal yang kami tumpangi pun mendekati bibir pantai. Masalah baru timbul, karena dermaga hanyut terbawa arus di sekitar Pulau Rondo yang kuat. 

    Cuaca yang tidak terprediksi telah menjadi sahabat bagi prajurit dari TNI angkatan darat dan laut, yang tergabung dalam satuan penugasan pengamanan pulau terluar wilayah barat, pulau rondo, sabang, provinsi aceh. Semua logistik telah dibungkus dengan plastik agar tidak terkena air laut, dan dengan bantuan tali tambang yang ditarik satgas, saya dan tim terjun ke laut dengan berpegangan tali tambang. begitupun dengan logistik yang dilempar ke laut untuk kemudian diterima Satgas. semua proses ini dilakukan berulang ulang, hingga semua satgas, logistik telah sampai di pulau dengan selamat. Selanjutnya satgas membawa logistik menaiki 500 anak tangga yang curam untuk sampai ke barak. Rasa lelah terasa sangat saat saya sampai di barak Pulau rondo, sebuah pulau terluar yang hanya dihuni oleh tni.

    Pulau rondo menjadi tembok akhir pertahanan indonesia di wilayah barat karena terletak di laut andaman dan berbatasan dengan kepulauan nikobar, india. Pulau rondo terdiri dari beberapa batuan yang dibentuk menjadi pulau, kemudian untuk luas permukaan sendiri, kurang lebuh 4 kilometer persegi. Secara administratif pulau rondo masuk ke dalam wilayah kota sabang, termasuk pulau weh, pulau klah, pulau rubiah dan pulau seulako. Karena terlalu lelah, saya dan tim minta ijin untuk beristirahat dalam barak yang sudah disediakan untuk kami. Rencananya saya dan tim akan mengikuti semua kegiatan Satgas di pulau terluar ini.

    Hari berganti, matahari telah beranjak dari peraduannya. Satuan penugasan pengamanan pulau terluar pulau rondo telah bersiap melakukan aktivitas. Total ada 34 personil satgas, terdiri dari 24 personil marinir angkatan laut, dan 10 personil dari angkatan darat yonif 115 macan leuser. Sejumlah satgas terlihat sedang membersihkan barak, dan halaman luar barak. Kesibukan lain juga terjadi di kebun, prajurit mengambil sayuran seperti daun ketela pohon untuk dikonsumsi sendiri. Tanah di pulau Rondo cukup subur sehingga bisa digunakan untuk bercocok tanam. Saya kagum kepada para Satgas ini, karena mereka juga pandai memasak. Inilah potert kesederhanan Satgas Pam Pulau Rondo. Makanan inilah yang akan menjadi sumber tenaga mereka menjalankan tugas untuk menjaga pulau. 

    Selanjutnya merekan melakukan apel pagi, yang dipimpin oleh Komandan Pleton, Lettu Marinir Ervan Mayrinda. Dengan penuh semangat satgas pam puter 20, pulau rondo siap mengamankan salah satu pulau terluar di indonesia ini. Setelah apel, satgas akan berbagi tugas pengamanan, pertama melakukan pengamanan laut sekitar melalui menara suar. Satgas pun menuju ke menara suar yang terletak tak jauh dari barak. Menara suar di pulau rondo telah berdiri sejak tahun 1985, berjenis galvanis sehingga menara tidak mudah berkarat.

    Giat patroli suar dilaksanakan setiap hari, mengawasi keamananan laut dan sekitarnya, sekaligus mengganti bendera merah putih yang ada di puncak menara suar. Satgas pun menaiki menara setinggi hampir 50 meter ini. Setelah sampai di menara, satgas meneropong samudera hindia dan sekitarnya. Dari atas menara tampak pemandangan laut lepas dimana pulau rondo menjadi pulau terluar yang harus dijaga. satgas mengganti bendera merah putih di atas menara suar, Sang Saka Merah Putih berkibar dengan gagahnya di puncak menara suar.



    Di tempat lain, ada sejumlah satgas yang melaksanakan patroli pantai. Pulau rondo merupakan pulau karang, dengan topografi berbukit. Sementara kondisi pantainya terjal dan berbatu. Kondisi garis pantai rondo yang berbatu tidak menyurutkan semangat satgas untuk mengamankan pantai rondo dari ancaman musuh. Patroli dilaksanakan di sisi barat pulau, tepatnya di patok perbatasan yang menjadi batas terluar Indonesia. Medan yang dilalui para satgas ini memang berat, selain bebatuan terjal di sepanjang garis pantai, angin juga bertiup sangat kencang. 



    Patroli darat juga menjadi makanan sehari hari satgas, pulau rondo merupakan pulau bervegetasi cukup lebat. Berbagai jenis pohon tumbuh subur di sini, namun lebatnya hutan tidak menjadi halangan bagi satgas untuk melakukan patroli darat. Kontur tanah pulau rondo yang tidak merata menjadi tantangan tersendiri.

    Satgas pun harus terbiasa digigit nyamuk hutan dan waspada dengan keberadaan ular piton yang terdapat di pulau ini. Patroli penting dilakukan untuk menghindari ancaman yang timbul, baik dari dalam maupun luar negeri. Apalagi pulau rondo terletak di zona perairan lintas internasional. Apabila tidak terjaga, bisa terjadi transaksi narkoba maupun penyelundupan senjata ilegal.





    Ada satu hal yang juga baru saya ketahui di pulau Rondo, yaitu keberadaan Tugu Nol Kilometer. Tidak banyak yang mengetahui keberadaan tugu ini jika tidak ke pulau rondo, tugu yang diresmikan tahun 2008 oleh walikota sabang kala itu, munawar rizal zainal memiliki tinggi delapan meter.

    Dari perbincangan dengan Danton Satgas Pam Puter, menurut letak geografis, nol kilometer sebenarnya berada di pulau rondo. Namun karena kebijakan pemerintah, serta lokasi yang mudah dijangkau masyarakat, akhirnya nol kilometer ada di sabang. Namun saat saya berada di sana,  kondisi tugu nol kilometer di pulau rondo rusak berat. Padahal tujuan utama pendirian tugu tersebut untuk menandai bahwa pulau rondo merupakan bagian dari negara kesatuan republik indonesia. 

    Bahkan untuk sejumlah kalangan, tugu nol kilometer di pulau rondo dianggap sebagai titik nol sebenarnya, bukan tugu yang berada di kota sabang. 

    Inilah potret prajurit yang bertugas di pulau rondo, pulau terluar ujung barat indonesia. Satgas pengamanan pulau terluar, pulau rondo mengemban misi mulia, menjaga perbatasan indonesia dari ancaman pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka berpisah jauh dari keluarga, hidup dalam kesederhanaan di pulau terpencil untuk sebuah tujuan mulia, menjaga kedaulatan indonesia.

    Liputan ke Pulau Rondo ini adalah salah satu liputan terberat yang pernah saya jalani, namun saya bangga pernah berada di Titik Nol Kilometer Indonesia yang sebenarnya.

Cheers

Perjalanan saya ke pulau rondo ini, bisa travellers lihat di link berikut ini, check it out Pulau Rondo, Titik Nol Kilometer sebenarnya










Posting Komentar untuk "Menembus Batas Pulau Rondo, Sabang"